MAKALAH
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
“PERTUMBUHAN
& PERKEMBANGAN REMAJA”
A.
PENDAHULUAN
1.LATAR
BELAKANG
Masa remaja sering disebut masa
transisi. Sebab, di masa ini seseorang beralih dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Masa ini terjadi pada usia belasan. Banyak sekali perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang yang perubahan fisik.
Remaja terlibat dalam jaringan teman sebaya yang
sangat kuat selama menggali jati diri mereka. Di masa ini, selain mengalami
perubahan pada diri seseorang yang menginjak remaja, juga terjadi
perkembangan-perkembangan terutama dari sisi psikologis. Pada, tahap
perkembangan remaja ini terdapat beberapa teori perkembangan remaja termasuk
konsep, tahap dan karakteristik remaja. Secara keseluruhan, teori-teori ini
membantu untuk melihat keseluruhan mengenai remaja.
2. RUMUSAN MASALAH
·
Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
·
Apa saja hukum-hukum pertumbuhan dan
perkembangan?
·
Bagaimana karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan remaja?
B.
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN
REMAJA
Secara etimologi, istilah remaja
meliputi dua istilah yang membedakan remaja itu sendiri, yaitu istilah pubertas
dan adolesen. Perbedaan ini berdasarkan peninjauan atas kematangan-kematangan
yang menonjol yang terjadi pada masa remaja itu. Istilah pubertas menunjukkan
kepada adanya psikis remaja. Hal ini sesuai dengan pendapat Moh. Surya (1990 :
89) bahwa pubertas (puberty) berasal dari kata pubes yang artinya “bulu”. Jadi
masa ini ditandai dengan perubahan-perubahan jasmani seperti tambah bulu,
tinggi, dan berat badannya, kematangan organ-organ seks, dan sebagainya.
Sedangkan istilah adolesen diarahkan dengan tumbuh kematangan atau kedewasaan yang meliputi seluruh aspek kepribadian baik fisik maupun mental. Selanjutnya yang masih sama memberikan istilah remaja dengan istilah pubertas dan adolesen ini ialah Y. Singgih D. Gunarso (1989 : 4) bahwa remaja dapat disebut dengan pubertas, adolesen, dan youth.
Secara terminologi para ahli psikologi tidak sama memberikan pengertian remaja. Hal ini disebabkan adanya pandangan dalam meninjau masa remaja, selain itu situasi lingkungan kebudayaan tempat remaja berada pun turut menentukan dalam pemberian batasan pengertian remaja.
Perbedaan pendapat para ahli psikologi itu digambarkan oleh Y. Singgih D. Gunarso (1989 : 7) bahwa penekanan mereka dalam memberi batasan remaja kepada :
Perubahan jasmani, yaitu melihat tanda-tanda fisik yang menunjukkan kematangan seksual dengan timbulnya gejala-gejala biologis.
Gejala sosiologis, yakni ketika anak sudah harus dapat berdiri sendiri.
Gejala-gejala fisiologis, yakni dengan memperhatikan perkembangan psikis yang berlangsung pada masa tersebut.
Gejala-gejala psikologis, yang mengutamakan perkembangan seksualitas seseorang. Pandangan di atas dikemukakan oleh tokoh-tokoh seperti Hurlock, Neidhart, E.H. Erikson dan Anna Freud.
Menurut Zakiah Darajat (1982 : 28) remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak dan umur dewasa. Pada usia ini terjadi perubahan-perubahan cepat pada jasmani, emosi, sosial, akhlak dan kecerdasan. Sedangkan menurut Y. Singgih D. Gunarso (1998 : 8) bahwa masa remaja adalah permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual. Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan dimulai proses perkembangan psikis remaja pada waktu mereka melepaskan diri dari ikatan orang tuanya, kemudian terlihat perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Sedangkan istilah adolesen diarahkan dengan tumbuh kematangan atau kedewasaan yang meliputi seluruh aspek kepribadian baik fisik maupun mental. Selanjutnya yang masih sama memberikan istilah remaja dengan istilah pubertas dan adolesen ini ialah Y. Singgih D. Gunarso (1989 : 4) bahwa remaja dapat disebut dengan pubertas, adolesen, dan youth.
Secara terminologi para ahli psikologi tidak sama memberikan pengertian remaja. Hal ini disebabkan adanya pandangan dalam meninjau masa remaja, selain itu situasi lingkungan kebudayaan tempat remaja berada pun turut menentukan dalam pemberian batasan pengertian remaja.
Perbedaan pendapat para ahli psikologi itu digambarkan oleh Y. Singgih D. Gunarso (1989 : 7) bahwa penekanan mereka dalam memberi batasan remaja kepada :
Perubahan jasmani, yaitu melihat tanda-tanda fisik yang menunjukkan kematangan seksual dengan timbulnya gejala-gejala biologis.
Gejala sosiologis, yakni ketika anak sudah harus dapat berdiri sendiri.
Gejala-gejala fisiologis, yakni dengan memperhatikan perkembangan psikis yang berlangsung pada masa tersebut.
Gejala-gejala psikologis, yang mengutamakan perkembangan seksualitas seseorang. Pandangan di atas dikemukakan oleh tokoh-tokoh seperti Hurlock, Neidhart, E.H. Erikson dan Anna Freud.
Menurut Zakiah Darajat (1982 : 28) remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak dan umur dewasa. Pada usia ini terjadi perubahan-perubahan cepat pada jasmani, emosi, sosial, akhlak dan kecerdasan. Sedangkan menurut Y. Singgih D. Gunarso (1998 : 8) bahwa masa remaja adalah permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual. Kurang lebih bersamaan dengan perubahan fisik ini, juga akan dimulai proses perkembangan psikis remaja pada waktu mereka melepaskan diri dari ikatan orang tuanya, kemudian terlihat perubahan-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.
2.
PENGERTIAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan adalah penambahan bio massa yang bersifat ireversibel atau tidak dapat balik
lagi. Ciri-ciri pertumbuhan antara lain adanya penambahan berat, volume, panjang/tinggi, dan luas. Bukti adanya pertumbuhan pada makhluk hidup diantaranya adalah sebagai berikut :
Pada manusia, contohnya :
§
pertambahan
tinggi badan
§
pertambahan
berat badan
§
pertambahan
besar lingkar kepala
§
pertambahan
besar lingkar pinggang
Selain pertumbuhan, makhluk juga
mengalami perkembangan. Pengertian
perkembangan adalah perubahan struktur dan fungsi yang bersifat
spesifik. Ciri ciri perkembangan yaitu
fungsi organ tubuh semakin kompleks dan sempurna serta berkembangnya sikap
mental. Bukti adanya perkembangan pada manusia, contohnya:
a) kemampuan bayi untuk terungkap,
merangkak, kemudian berdiri.
b) Pada hewan, contohnya anak burung
semula belum dapat terbang, beberapa hari kemudian dapat terbang
c) Pada tumbuhan misalnya mulai
muncul bunga sebagai perkembang biakan,
Pertumbuhan dan perkembangan pada
makhluk hidup berlangsung secara beriringan. Namun, ada juga pertumbuhan yang
tidak diikuti oleh perkembangan. Contohnya pada anak anak yang cacat mental.
Tubuh mereka mengalami penambahan tinggi dan berat badan, tetapi mentalnya tidak berkembang sehingga berperilaku seperti anak kecil meskipun sudah dewasa. Sebaliknya pada orang cebol atau pendek, tidak mengalami pertumbuhan, tetapi mengalami perkembangan. Meskipun tubuh mereka tidak bertambah tinggi, tetapi cara berfikirnya tetap berkembang seperti manusia normal.
Tubuh mereka mengalami penambahan tinggi dan berat badan, tetapi mentalnya tidak berkembang sehingga berperilaku seperti anak kecil meskipun sudah dewasa. Sebaliknya pada orang cebol atau pendek, tidak mengalami pertumbuhan, tetapi mengalami perkembangan. Meskipun tubuh mereka tidak bertambah tinggi, tetapi cara berfikirnya tetap berkembang seperti manusia normal.
Perbedaan
antara pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan :
§
Dapat
diukur
§
Bersifat
kuantitatif
§
Dialami
di massa awal
§
Memiliki
batasan usia
Perkembangan :
§
Tidak
dapat diukur
§
Bersifat
kualitatif
§
Disetiap
fase kehidupan
§
Tidak
dibatasi oleh usia
3. HUKUM-HUKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Selama hayatnya, manusia sebagai individu mengalami
perkembangan yang berlangsung secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti,
menjalani berbagai fase. Proses perkembangan yang berkesinambungan, beraturan,
bergelombang naik dan turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat maupun lambat,
semuanya itu menunjukkan betapa perkembangan mengikuti
patokan-patokan atau tunduk pada hukum-hukum tertentu, yang disebut dengan
“hukum perkembangan” (Lintang, 2013).
Makna ‘hukum’ dalam hal ini tidak sama dengan makna hukum
yang dipelajari dalam bab undang-undang peradilan seperti hukum pidana atau
hukum perdata. Hukum pertumbuhan dan perkembangan menerangkan
bagaimana sebuah perubahan secara fisik dan mental berlangsung secara terus
menerus dialami dari masa-masa. Hukum perkembangan merupakan sebuah kaidah
fundamental tentang realitas kehidupan anak-anak (manusia), yang telah
disepakati kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang seksama
(Ridho, 2013).
Lebih lanjut, hukum pertumbuhan dan perkembangan juga dapat
dinyatakan sebagai suatu konsepsi yang biasanya bersifat deduktif dan
menunjukkan adanya hubungan yang ajeg (continue) serta dapat diramalkan
sebelumnya antara variabel-variabel yang empirik (Tejaputri, 2013). Contohnya,
anak bisa tumbuh dan berkembang jika ia dalam kondisi hidup. Syarat ini sudah
jelas. Tidak ada yang mungkin bisa membantah pernyataan tersebut. Oleh karena
itu, syarat hidup menjadi suatu hal yang bersifat mutlak bagi keberlangsungan
proses pertumbuhan dan perkembangan. Karena sudah pasti dan mutlak
kebenarannya, susunan kalimat pernyataan seperti itu disebut hukum dalam ilmu
perkembangan peserta didik. Seluruh proses pertumbuhan dan perkembangan
tersebut berlangsung menurut hukum-hukum tertentu.
Macam- macam hukum pertumbuhan dan perkembangan
a. Hukum
pertumbuhan.
Menurut Satoto,1993.
Terdapat dua hukum pertumbuhan fisik yang berlaku umum dan menyeluruh
yaitu Hukum Chepa Lacaudal Dan Hukum Proximodistal.
1. Hukum
Chepa Lacaudal, pertumbuhan dimulai dari arah kepala menuju ke kaki. Dalam
hukum ini bagian kepala tumbuh lebih dahulu daripada daerah-daerah lain.
Kematangan pertumbuhan juga berlangsung lebih dahulu di bagian kepala, kemudian
berlanjut ke bagian-bagian lain dari tubuh.(Siti Hartinah,2011:33)
Menurut
hukum chepa lacaudal, pertumbuhan fisik seseorang di mulai dari arah
kepala baru menuju kearah lain bagian tubuh.
2. Hukum
proximodistal, pertumbuhan berpusat dari daerah sumbu (proximo) ke arah
tepi(distal). (Siti Hartinah,2011:33)
Menurut
hokum proximodistal pertumbuhan dimulai dari sumbu yang terdiri dari
jantung,alat pernapasan dan alat pencernaan yang akan tumbuh terlebih dahulu
dan lebih pesat apabila dibandingkan dengan didaerah tepi, miosalnya anggota
tubuh lain (anggota gerak badan).
b.
Hukum perkembangan.
Hukum
perkembangan adalah prinsip-prinsip yang mendasari perkembangan fisik maupun
psikis individu.
Macam
macam hukum perkembangan tersebut terdiri dari:
1. Hukum Tempo
Perkembangan.
Istilah
tempo berarti waktu atau masa. Hokum tempo perkembangan bermakna berlangsungnya
perkembangan individu yang satu tidak sama cepat atau lambatnya
dengan individu yang lain. (Siti hartinah, 2011: 62).
Ada
individu yang dalam perkembangannya serba cepat misalnya dalam hal pemahaman
suatu pelajaran, tetapi ada pula individu yang membutuhkan waktu yang lama
untuk menyamai individu yang lain. Tidak lain semuanya ini menyangkut tempo
perkembangan dan ini telah menjadi hukum yang pasti bahwa setiap
individu mempunyai kecepatan(tempo) perkembangan yang berbeda-beda menurut
indivudunya sendiri.
2. Hukum
Irama Perkembangan.
Yakni
variasi atau fluktuasi naik turunnya perkembangan individu berlangsung dengan
irama perkembangan yang tidak selalu dengan irama perkembangan yang konstan,
tetapi kadang dengan irama yang cepat,lambat bahkan kadang-kadang berhenti
kemudian dengan cepat berpacu.( Siti hartinah, 2011: 62).
Dalam Hukum
ini menyatakan bahwa, bahwa berlangsungnya perkembangan itu tidak
selalu tetap konsisten dan merata pada setiap waktu. Hukum irama
perkembangan mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya
perkembangan individu, akan tetapi tentang irama atau rythme perkembangan.
Jadi perkembangan individu ini mengalami gelombang “Pasang Surut”,
mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak tersebut mengalami juga kemunduran
dalam suatu bidang tertentu.
3. Hukum
Rekapitulasi.
Dikatakan
bahwa perkembangan psikis individu akan pengulangan urutan tingkah laku dari
perkembangan nenek moyang suatu bangsa.( Siti hartinah, 2011: 63)
Hukum
ini mejelaskan, Perkembangan psikis anak adalah ulangan secara singkat
perkembangan umat manusia. Dari Seluruh perkembangan umat manusia
terulang dalam waktu beberapa tahun secara singkat dalam
perkembangan individu yang bersangkutan.
4. Hukum Masa
Peka.
Menurut
M. Montessori “Dalam perkembangan anak terdapat suatu saat yang sangat tepat
bagi suatu fungsi untuk dapat berkembangan dengan baik sekali atau sangat
sensitive dan sangat dengan mudah untuk merespon stimulus yang dating kepada
dirinya. (Siti Hartinah, 2011: 63)
Pada
masa ini anak mempunyai kesiapan terbaik untuk melaksanakan tugas perkembangan
dalam fungsi tertentu. Oleh karena itu harus dilayani dan diberi kesempatan
sebaik-baiknya untuk menjalankan fungsi tersebut.
5. Hukum
Truzalter( Masa Menentang).
Pelaksanaan
individu tidak selalu berlangsung dengan tenang dan teratur tetapi pada masa
tertentu terjadi guncangan yang membawa perubahan secara radikal.( Siti
Hartinah, 2011: 65)
Hukum
ini menyatakan perkembangan individu itu tidak selalu mulus sesuai dengan
keinginan dari individu tersebut. Tetapi selalu ada macam-macam rintangan yang
dapat mengganggu jalannya perkembangan tersebut. Dalam proses tersebut selalu
ada hambatan yang dapat membawa perubahan yang baik terhadap individu tersebut.
6. Hukum Masa
Eksploratif.
Menurut
langeveld,” perkembangan individu merupakan suatu proses yang berlangsung
sebagai suatu penjelajahan dan penemuan pada individu yang bersangkutan. (Siti
Hartinah, 2011: 65)
Dalam
hokum ini msngandung arti bahwa perkembangan individu diperlukan adanya suatu
proses penjelajahan yang aman individu yang bersangkutan ikut serta dalam
mencapai suatu tujuan perkembangan.
7. Hukum
Pertahanan Diri.
Yakni
suatu respon dalam bentuk sikap atau perilaku individu dimunculkan ketika
dirinya merasa mendapatkan stimulus yang tidak sesuai atau tidak menyanangkan.
( Siti Hartinah, 2011: 66)
Dorongan
mempertahankan diri terwujud misalnya dorongan seseorang dalam mencapai
suatu tujuan dan menjaga keselamatan diri sendiri.Dari usaha untuk
memepertahankan diri berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri
Hukum
mengembangkan diri mengandung arti bahwa setiap individu memiliki dorongan
ilmiah untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya tetapi keberhasilan hal
tersebut memerlukan usaha yang aktif dan kreatif.
4.
KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
- Perkembangan Biologis
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat
masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan
sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada
perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin
panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi
(ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan
tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2006: 52).
Selanjutnya, Menurut Muss (dalam Sunarto & Agung
Hartono, 2002: 79) menguraikan bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak
perempuan yaitu; perertumbuhan tulang-tulang, badan menjadi tinggi,
anggota-anggota badan menjadi panjang, tumbuh payudara.Tumbuh bulu yang halus
berwarna gelap di kemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum
setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi kriting, menstruasi atau haid, tumbuh
bulu-bulu ketiak.
Potter & Perry (2005:535) juga mengatakan bahwa setelah
pertumbuhan awal jaringan payudara, puting dan areola ukurannya meningkat.
Proses ini sebagian dikontrol oleh hereditas, mulai pada paling muda usia 8
tahun dan mungkin tidak komplet dalam usia 10 tahun. Kadar estrogen yang
meningkat juga mulai mempengaruhi genital. Uterus mulai membesar dan terjadi
peningkatan lubrikasi vaginal, hal tersebut bisa terjadi secara spontan atau
akibat perangsangan seksual. Vagina memanjang, dan rambut pubis dan aksila
mulai tumbuh.
Sedangkan pada anak laki-laki peubahan yang terjadi
antara lain; pertumbuhan tulang-tulang, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus,
dan berwarna gelap, awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani), bulu
kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum
setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus diwajaah (kumis, jenggot), tumbuh
bulu ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan
gelap, dan tumbuh bulu dada. Kadar testosteron yang meningkat sitandai dengan
peningkatan ukuran penis, testis, prostat dan vesikula seminalis.
Perry&Potter
(2005:690) mengungkapkan bahwa empat fokus utama perubahan fisik adalah :
1. Peningkatan kecepatan pertumbuhan
skelet, otot dan visera
2. Perubahan spesifik-seks, seperti
perubahan bahu dan lebah pinggul
3. Perubahan distribusi otot dan lemak
4. Perkembangan sistem reproduksi dan
karakteristik seks sekunder.
Pada
dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan
kelenjarhypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan terjadinya
pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat
kelamin utama dan kedua pada remaja (Sunarto & Agung Hartono, 2002:94).
1. Perkembangan Kognitif
Menurut
Piaget (dalam Santrock, 2002: 15) pemikiran operasional formal berlangsung
antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak,
idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan
bahwa bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang
dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih lebih nyata mereka
mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya
mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara
berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan
membuat pemahaman lebih mendalam.
Menurut
Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata pemikiran opersional
formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih
abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan
aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan
karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir
secara logis yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk
memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang
terpikirkan.
Dalam
perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini
menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif
remaja
1. Perkembangan Sosial
Potter&Perry
(2005:535) mengatakan bahwa perubahan emosi selama pubertas dan masa remaja
sama dramatisnya seperti perubahan fisik. Masa ini adalah periode yang ditandai
oleh mulainya tanggung jawab dan asimilasi penghargaan masyarakat.
Santrock
(2003: 24) mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan
dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam
kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah
orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif,
kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat
merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. John
Flavell (dalam Santrock, 2003: 125) juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja
untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting
mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka.
Pencarian
identitas diri merupakan tugas utama dalam perkembangan psikososial adelesens.
Remaja arus membentuk hubungan sebaya yang dekat atau tetap terisolasi secara
sosial (Potter&Perry, 2005:693). Pencarian identitas diri ini meliputi
identitas seksual, identitas kelompok, identitas keluarga, identitas pekerjaan,
identitas kesehatan dan identitas moral.
C.
KESIMPULAN
Remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak
dan umur dewasa. Pada usia ini terjadi
perubahan-perubahan cepat pada jasmani, emosi, sosial, akhlak dan kecerdasan.Masa
remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa
kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku
remaja sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok
(teman sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua. Teori-teori
perkembangan remaja antara lain, teori psikoanalisa, teori psikososial, teori
kognitif serta teori tingkah laku dan belajar sosial. Tahap perkembangan remaja
dimulai dari fase praremaja, remaja awal, dan remaja akhir. Karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan remaja antara lain, perubahan fisik yang terjadi pada remaja
terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan
serta kematangan sosial, remaja berfikir secara logis dan transisi sosial
remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain.
Sementara itu, ciri khas remaja adalah hubungan dengan teman sebaya lebih erat,
hubungan dengan orang tua penuh konflik, keingintahuan seks yang tinggi, dan
mudah stres.
D.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment